DanBapa-Nya itu Allah Yang Mahakuasa. Camkan perkataan Yesus kepada Tomas pada akhir peristiwa itu (Yoh 20:29), "Karena engkau melihat aku maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.". Kata-kata itu ditujukan kepada Tomas, tapi kami semua yang di ada di situ mendengarnya. Betapabahagianya orang yang tidak melihat, namun percaya." TL: Maka berkatalah Yesus kepadanya, "Oleh sebab engkau sudah nampak Aku, engkau sudah percaya juga; berbahagialah orang yang percaya, meskipun tiada nampak." KSI: Sabda Isa kepadanya, "Engkau percaya karena engkau telah melihat Aku. Berbahagialah mereka yang percaya sekalipun belum TikTokvideo from AlwinAlinan_ (@alwinalinan_): "Berbahagialah kamu yang tidak melihat namun percaya🙃##tambangbatubarakalimantan #CaffinoBaristan #kalimantantimur". suara asli - AlwinAlinan_. BerandaOpini Berbahagialah Mereka yang Tidak Melihat Namun Percaya. Opini; Berbahagialah Mereka yang Tidak Melihat Namun Percaya. Penulis. admin - 24/04/2022. 0. 289. Facebook. Twitter. Google+. Pinterest. WhatsApp. Oleh: Rm. Ambros Ladjar, Pr. Hari Minggu II Paska, 24 April 2022 Bac. Kisra 4: 1 - 12 dan Wahyu 1:9-13 17-19 dan Injil Yoh 20: Namun ketika ia berkumpul kembali dengan para murid yang lain dan Yesus yang bangkit itu menampakkan diri-Nya kembali, Yesus pun menyapa secara khusus Tomas yang kurang percaya itu. ".. jangan engkau tidak percaya lagi melainkan percayalah" "Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya!" Percaya berarti tidak harus melihat SABDAwebYoh 20:29. Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. w Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. x ". AYT (2018) Yesus berkata kepadanya, "Apakah kamu sekarang percaya karena kamu telah melihat Aku? Diberkatilah mereka yang tidak melihat, tetapi percaya.". TL (1954) ©. SABDAweb Yoh 43bPQOl. Bacaan Kis. 242-47; 1Ptr. 13-9; Yoh. 2019-31 Kisah Injil sesudah hari minggu Paskah adalah penampakkan diri Yesus yang bangkit kepada para murid. Kepada Maria Magdalena, juga kepada para murid secara bersama-sama, maupun kepada dua murid yang kembali ke Emaus. Penampakan-penampakan itu disertai dengan kata-kata peneguhan dan pesan-pesan harapan. Reaksi para murid atas kehadiran Yesus yang bangkit itu bermacam-macam. Ada yang takut, ada yang ragu-ragu, bahkan bercampur gembira dan sukacita, juga ada yang percaya, tetapi ada pula yang tidak mudah percaya. Pengalaman sukacita penuh kegembiraan karena Yesus bangkit itu telah menampakkan diri kepada para murid ketika mereka berkumpul bersama, ternyata tidak dialami oleh Rasul Tomas. Tomas tidak melihat, tidak mengalami karena ia tidak ada dalam kebersamaan/persekutuan para rasul ketika Yesus menampakan diri-Nya. Berita gembira yang disampaikan kepadanya, tidak sedikitpun membangkitkan sukacita bagi Tomas. Ia malah ragu dan sama sekali tidak percaya. Dengan tegas ia mengatakan, “sebelum aku mencucukan jariku ke dalam lambung-Nya, aku tidak percaya”. Tomas rupanya tidak mudah percaya begitu saja. Ia jujur, terus terang, memiliki kepolosan hati dan tidak malu menyatakan ketidak tahuannya, Ia kritis terhadap apa yang ia percaya. Ia menuntut bukti. Namun, ketika ia berkumpul kembali dengan para murid yang lain dan Yesus yang bangkit itu menampakkan diri-Nya kembali, Yesus pun menyapa secara khusus Tomas yang kurang percaya itu. “.. jangan engkau tidak percaya lagi melainkan percayalah” “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya!” Percaya berarti tidak harus melihat dengan mata jasmani. Percaya adalah melihat dengan mata hati. Penuh penyerahan diri kepada Dia yang kita imani dalam Roh dan Kebenaran. Sebab percaya atau iman terungkap ketika mata hati dan budi terbuka menerima Allah yang agung dan mulia itu. Iman melampaui akal budi, tidak membutuhkan bukti dan jaminan untuk percaya. Iman itu artinya pasrah dan aktif menangkap kehendak Allah dalam setiap peristiwa hidup. Dan Tomas dengan penuh kerendahan hati, ia mengakui imannya, “Ya Tuhanku dan Allahku”. Ia bukan lagi menjadi Tomas yang kurang percaya atau ragu-ragu dan bimbang, tetapi menjadi seorang Rasul yang selanjutnya memberikan kesaksian imannya akan Yesus yang bangkit. Ia telah dibaharui oleh Yesus yang bangkit. Sikap Tomas sering menjadi sikap kita, yang tidak mudah percaya, ragu akan iman yang dihayati, sering menuntut bukti dan tertutup hati untuk menerima sapaan Allah dalam berbagai pengalaman dan peristiwa hidup kita. Menjadi manusia paskah, kita perlu belajar dari sikap iman Tomas. Yang dengan penuh kerendahan hati pada akhirnya mengakui imannya akan Yesus yang bangkit, Kita harus menjadi manusia paskah yang juga mewartakan kebangkitan Tuhan yang kita imani dalam dan melalui sikap dan cara hidup kita. Sebagaimana sapaan Yesus kepada para murid-Nya, “Damai sejahtera bagimu”, maka kita pun selalu mengusahakan damai sejahtera itu dalam relasi kita dengan Tuhan dan dengan sesama, juga dengan lingkungan sekitar. Membawa dan mewartakan damai sejahtera berarti membawa pengampunan, kegembiraan dan sukacita paskah, membawa pertobatan dan membawa kembali harapan dan kekuatan bagi yang menderita dan putus asa, bagi yang tidak percaya. Bahkan dalam situasi yang sedang kita hadapi dan alami saat ini, ketika seluruh dunia terpapar virus corona covid-19 ini, kiranya kita pun membawa damai sejahtera dengan cara seperti yang diharapkan dengan menjaga kesehatan diri dan sesama, di rumah saja, cuci tangan, jaga jarak,dll semuanya itu agar kita semakin mengalami damai sejahtera dan semoga wabah ini semakin dijauhkan dari muka bumi. Jika kita tidak menjaga dan melindungi diri kita dan sesama kita, menghargai orang-orang di sekitar kita, mendukung para petugas medis dan semua orang sakit, maka kita pun mengalami bahwa kita masih jauh dari damai sejahtera. Tuhan sering mendidik kita dengan peristiwa-peristiwa ini. Semoga kita selalu mampu membaca sapaan Tuhan melalui peristiwa-peristiwa itu; sehingga peristiwa-peristiwa yang kita alami ini menjadi kairos, menjadi peluang dan rahmat bagi kita untuk semakin percaya, semakin beriman kepada-Nya. Pesan Yesus bagi kita, “… jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah” “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Kita percaya juga bahwa badai ini pasti berlalu. Marilah seperti Tomas, dengan rendah hati kita berdoa, “Ya Tuhanku dan Allahku”. ***** Ditulis oleh Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Eksekutuf Komkat KWI, Jakarta Renungan Harian, Jumat 04 November 2020 “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” Yoh 2024–29 Ada berbagai macam tipe orang dalam mengikut Kristus. Ada yang berkata, saya baru percaya kepada Kristus kalau saya melihatnya. Kalau saya tidak melihatnya, atau paling tidak melihat mujizatnya maka saya tidak akan percaya kepada-Nya. Namun ada juga yang sudah melihat Kristus tetapi tetap tidak percaya. Dan yang terakhir adalah mereka yang tidak pernah melihat mujizat, tidak mengalami penglihatan, tidak mendengarkan suara yang langsung suara berbicara kepadanya, tetapi orang tersebut tetap percaya kepada Kristus. 1. Melihat dan Percaya. Contoh Semua murid-murid Kristus 1Kor 155-8; Yoh 20;20.Banyak orang saat itu yang menjadi saksi kebangkitanNya. Ia telah menampakkan diri kepada Kefas/Petrus dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepada Paulus. Mereka semuanya melihat Kristus dan percaya kepadaNya. 2. Melihat dan Tidak Percaya Contoh Imam-imam dan orang-orang FarisiApakah reaksi dari orang banyak yang menyakiskan kebangkitan Lazarus? Yoh 1145. Banyak yang percaya tetapi tidak semua nya percaya. Imam-imam dan orang-orang Farisi tetap tidak percaya, bahkan mereka berusaha untuk membunuh Tuhan Yesus. Mereka melihat dan tetap tidak percaya. Bahkan ketika Tuhan Yesus bangkitpun dari kematian, mereka tetap tidak percaya, dan menyebarkan kabar bohong bahwa mayat Kristus dicuri oleh murid-muridNya. 3. Tidak Melihat dan Tidak Percaya. Contoh TomasSeringkali, kita mengandalkan penglihatan kita untuk percaya kepda Tuhan. Sama seperti Tomas, Walaupun dia sudah mendapatkan informasi bahwa Kristus sudah bangkit dari kematian, namun dia masih ingin membuktikan bahwa memang benar Tuhan itu sudah bangkit. Ketika murid-murid yang lain berkata kepadanya “Kami telah melihat Tuhan!” Tomas menjawab “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Yohanes 2025. 4. Tidak Melihat dan Percaya . Tomas sudah melihat Tuhan dan Yesus dan dia percaya, hal ini baik, namun ada yang lebih baik dan lebih berbahagia, yakni mereka yang tidak melihat Tuhan Yesus namun percaya. Siapa yang dimaksud Tuhan ketika mengatakan berbahagialah mereka yang tidak melihat , namun percaya? Kita lah yang dimaksudkan oleh Kristus ketika mengatakan kalimat itu. Orang-orang kristen yang tidak hidup sezaman Tuhan Yesus, tentunya tidak melihat lagi Tuhan Yesus. Namun walaupun mereka tidak melihat Tuhan Yesus, mereka percaya. Kita tidak melihat Tuhan Yesus, namun kita percaya kepadaNya. Kita percaya bukan karena melihat tetapi karena mendengar dan membaca firman Tuhan. Tuhan mengatakan orang yang seperti ini berhagaialah. “ tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” Joh 2031. Iman kita bukan melalui apa yang kita lihat, iman kita datang melalui pendengaran dan apa yang kita baca Roma 1017. Petrus juga mengatakan” Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, 1Pe 18 Iman adalah percaya sepenuhnya kepada Tuhan, terkadang Iman tidak perlu melihat, namun Iman itu tetap percaya kepada Tuhan CM Post Views 1,474 Post navigation Anda bisa menjadi kolumnis ! Kriteria salah satu akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah ateisme merupakan kata benda bermakna paham yang tidak mengakui adanya Tuhan. Dari pemaknaan semantikal itu dapat ditafsirkan bahwa pada hakikatnya ateisme merupakan sebuah paham. Paham Akibat merupakan sebuah paham maka ateisme rawan menimbulkan salah paham. Menarik bahwa KBBI tidak menggunakan kata percaya tetapi mengakui yang berakar pada kata aku maka jelas sangat amat subjektif, istilah ateisme terkait kepada bukan objektivitas namun subjektivitas. Berarti tidak ada ateisme objektif berlaku bagi semua orang. Maka ateisme si A beda dengan ateisme si B, beda dengan ateisme si C, terus berkelanjutan sampai si Z, lalu si AA beda dari si AB, beda dari si AC sampai AZ, dan selanjutnya secara tak terhingga sebab tak kenal batas maksimal alias infinitas. Kata kerja mengakui juga tidak sama dengan kata kerja mempercayai akibat atau maka insan yang di bibir tidak mengakui Tuhan belum tentu di lubuk sanubari tidak percaya Tuhan sebaliknya. Percaya menurut KBBI merupakan kata kerja, sementara saya menganggap percaya juga sebagai, maaf jika saya keliru, kata sifat sebelum dikatabendakan dengan awalan ke dan akhir an. Yahya 2026-29 Di dalam Alkitab Nasrani, istilah percaya tersurat dan tersirat pada Yahya 20 26-29 yang berkisah tentang Tomas sebagai berikut Tomas, salah satu dari kedua belas pengikut Yesus yang juga dipanggil Didimus, tidak bersama mereka ketika Yesus menampakkan diri di tengah-tengah mereka. Maka, para pengikut lainnya berkata kepada Tomas, “Kami telah melihat Junjungan!” Tetapi, ia berkata kepada mereka, “Jika aku belum melihat bekas paku pada tangan-Nya serta mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke lambung-Nya, aku tidak akan percaya.” Ada suatu ungkapan dalam bahasa Inggris yang mengatakan ” Seeing is believing”. Ungkapan itu senada dangan ungkapan Thomas, karena melihat, maka ia percaya. Banyak orang tidak percaya kepada Tuhan, karena mereka tidak atau belum pernah melihat Tuhan. Banyak orang sekarang ini yang lebih suka atheis agnostik, karena mereka tidak percaya akan adanya Tuhan. Oleh karena itu, kalau kita menyimak kata-kata Yesus kepada Thomas”Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah”. Kita pun dapat memahami paham agnostik atheis, karena mereka sangat mengandalkan pikiran dan inderanya untuk melihat Tuhan. Namun kita juga dikaruniahi indera yang keenam atau ketujuh, yang jauh lebih hebat dari dari kelima indera kita. Kita pernah mendengar dengan indera bathin, dengan indera inilah kita bisa mengerti tentang apakah Tuhan itu ada atau tidak ada. Memang pemahaman Tuhan itu harus dimengerti dalam Roh dan Kebenaran. Dan jika kita belum mampu apa itu Roh dan Kebenaran, maka sulitlah bagi kita untuk sampai kepada pemahaman tentang Tuhan. Namun sebagaimana Paulus dalam Kolese 115 dikatakan” Yesus itu adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang tersulung di antara segala ciptaan”. Artinya jika kita mau mengerti tentang gambar Allah, kita harus mengerti siapakah sosok Yesus itu. Barangkali pemahaman ini dapat memandu kita untuk sampai kepada Allah. Dalam Kitab Wahyu 18 disebutkan pula” Yesus itu adalah Alpha dan Omega”, yang pertama dan terakhir. Yang lebih jelas sebagaimana ditulis oleh Yohanes dalam Injilnya 1313” Aku adalah Guru dan Tuhan, dan katamu itu benar”. Dari beberapa ungkapan di atas, jelas sekali bahwa Yesus itu tidak hanya manusia biasa, tetapi sungguh Allah yang hidup di tengah umat manusia. Ia telah memberikan pedoman hidup bagaimana orang akan memasuki Kerajaan Surga yang harus dilewati melalui jalan penderitaan via dolorosa. Walau kita tidak pernah melihat wajah Tuhan sebagaimana Thomas harapkan, kita mengimani bahwa Tuhan itu sungguh ada melalui Yesus yang pernah hidup 2000 tahun yang lalu. Itulah Tuhan Yesus Sang Mesias yang sungguh Allah dan sungguh manusia. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. ~Yohanes 20 29

berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya